A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Strategi Pembelajaran merupakan komponen dalam
sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana materi
disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi pembelajaran
tersebut, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat digunakan untuk mendapatkan
umpan balik pembelajaran. Namun, strategi pembelajaran yang menjadi sorotan
dekade terakhir adalah bagaimana guru dapat merancang strategi itu agar para
siswa dapat menikmati pembelajaran dengan menyenangkan. Karena otak berpikir
hanya mampu berfungsi secara optimal, jika stimulus dari luar lingkungan
(terutama guru) sangat menyenangkan.
2. Tujuan
a) Untuk
mengetahui strategi pengorganisasian pembelajaran?
b) Untuk
mengetahui strategi penyampaian pembelajaran?
c) Untuk
mengetahui strategi pengelolaan pembelajaran?
3. Manfaat
a) Agar
mengetahui
b) Agar
mengetahui
c) Agar
mengetahui
B.
Strategi
pembelajaran
Strategi pembelajaran
merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan
pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang
dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan
pembelajaran diarahkan pada berbagai komponen yang disebut sistem pembelajaran.
Oleh karena itu, strategi pembelajaran merupakan bagian terpenting dari
komponen teknik dan metode dalam suatu sistem pembelajaran.
Reiguluth (1983), juga
menyatakan konsep yang tidak jauh berbeda, bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam mengajar. Dengan demikian,
strategi pembelajaran meliputi aspek yang lebih luas daripada metode
pembelajaran.[1]
1. Strategi
pengorganisasian pengajaran
Strategi pengorganisasian isi pengajaran di sebut
oleh Reigeluth, Bunderson dan, Merrill (1977) sebagai struktural strategi, yang
mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing)
dan mensintetis (synthesizing) fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang
studi, dan synthesizing mengacu pada
upanya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep,
prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi.
Pengorganisasian pengajaran secara khusus, merupakan
pase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang studi
menjadi lebih bermakna bagi siswa ( Ausubel,1968), yaitu dengan menunjukkan
bagaimana topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi.
Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan
lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari
sequencing atau penataan
urutan, juga penting, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintetis. Sintetis
yang efektif hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan
yang lebih penting, karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memiliki
persyaratan belajar (Gagne,1968,1977a,1977c).
Penggarapan strategi pengorganisasian pengajaran
tidak bisa dipisahkan dari karakteristrik struktur isi bidang studi. Ini disebabkan oleh
sturuktur isi bidang studi memiliki implikasi yang amat penting bagi upaya
pembuatan urutan dan sintetis antarisi suatu bidang studi. Struktur bidang
studi, seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, mengacu kepada keterkaitan
di antara bagian-bagian yang tercakup dalam bidang studi. Struktur bidang studi
bisa berupa struktur belajar atau hierarki belajar, struktur prosedur, stuktur
konseptual, dan stuktur teoretis (Reigeluhth dan Stein,1983).
Strategi Makro dan Mikro
Bagian
ini akan menguraikan strategi pengorganisasian makro, yang di acukan untuk
menata keseluruhan isi bidang studi, dan strategi pengorganisasain mikro, yang
diacukan untuk menata sajian suatu konsep atau prinsip, atau prosedur.
Sebenarnya begitu banyak teori yang telah di kembangkan, baik untuk strategi
mikro maupun makro. Beberapa dari sejumlah teori yang berurusan dengan strategi
mikro yang akan di nuraikan dalam bagian ini adalah teori penataan urutan
berdasyarkan persyaratan belajar dari Gagne, model pembentukn konsep dari Taba,
dan penguasaan konsep dari Bruner. Untuk straegi makro pengintegrasian sejumlah
teori, seperti hierarki belajar dari Gagne, teori spiran dari Bruner, analisi
tugas dari Gropper, teori skema dari Mayer, urutan subsumive, dari Ausubel, dan webteachingdari
Norman; dilakukan oleh Reigeluth untuk mendapatkan sutu teori yang komprehensif
yang disebut dengan teori elaborasi.[2]
2. Strategi
Peyampaian Pembelajaran
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada tiga
komonen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian,
yaitu sebagai berikut.
a) Media
Pembelajaran
Menurut Martin dan
Briggs (1989), media adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komuinikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer,
televisi, proyektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras
tersebut.
Menurut Degeng (1989)
ada lima cara u uk mengklasifikasikan media pengajaran untuk keperluan
mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu:
1) Tingkat
kecermatan representasi,
2) Tingkat
interaktif yang ditimbulkan,
3) Tingkat
kemampuan khusus yang dimiliki,
4) Tingkst
motovasi yang mampu ditimbulkan, dan
5) Tingkat
biaya yang diperlukan.
b) Interaksi
Siswa Dengan Media
Dalam proses
pembelajaran, media yang digunakan guru harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang tekah ditetapkan sehingga mampu merangsang dan menumbuhkan minat sisiwa
dalam belajar. Dengan demikian, akan tumbuh interaksi antara media pembelajaran
dan siswa dalam belajar. Adanya interaksi positif antar media pembelajaran dan
siswa pada akhirnya akan mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi
pembelajaran. Irulah sebabnya komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian
mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa dan bagaimana peran media
untuk merangsang kegiatan-kegiatan belajar tersebut (Degeng, 1989).
c) Bentuk
Belajar Mengajar
Pembelajar dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk maupun cara. Seperti diungkapkan Gagne (1985)
bahwa pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan
menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran,
guru harus memiliki kiat maupun seni untuk memadukan antara bentuk pembelajaran
dan media yang digunakan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang
harmonis (Degeng, 1989).
3. Strategi
Pengelolaan Pembelajaran
Strategi
pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen
strategin tepat dipakai dalam situasi pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut
Degeng (1989) paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi
pengelolaan, yaitu:
a) Penjadwalan
penggunaan strategi pembelajaran,
b) Pembuatan
Catatan Kemajuan Belajar Siswa
Catatan kemampuan
belajar siswa sangat penting bagi guru, karena dapat digunakan untuk melihat
efektifitas dan efisiensi pembelajaran, guru akan dapat menentukan
langkah-langkah selanjutnya, seperti:
1) Apakah
strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai / belum,
2) Apakah
rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh fakto guru atau siswa, dan
3) Apakah
penjadwalan penggunaan strategi pelajaran sudah sesuai / belum.
c) Pengelolaan
Motivasional
Menurut Degeng (19898)
peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar jauh lebih
nyata dari strategi pengorganisasian. Ini berarti seni dan cara penjadwalan
penggunaan strategi penyampaian dapat memengaruhi motivasi belajar siswa.
Mengingat hal tersebut, seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusus
dalam melakukuan penjadwalan penggunan strategi penyampaian.
d) Kontrol
belajar.






0 komentar:
Posting Komentar